Assalamualaikum.wr.wb
Hallo! Mau nyapa pakai sebutan apalagi ya buat para pembaca ? Hmm... Calonku ? atau Sayang ? Sayang opo koe krungu, jerite atiku, mengharap engkau kembali.... Sayang... nganti memutih rambutku... rabakal luntur tresnaku. Cukup Pit! Sudah... Kamu Pipit Alisa, bukan Nella Kharisma. Oke kawan-kawanku semua... dicerita Pipit kali ini. Masih sama dengan liburan keluarga dicerita sebelum-sebelumnya. Karena emang niatnya dari awal pengen jelajah pantai sama simbah-simbah. Jadi ya, habis di Sarangan sayang-sayangan, pindah aja gitu ke Pantai Krakal. Krakal itu seperti sebutan yang hampir mirip dengan kerikil atau batu-batu kecil. Sama seperti kondisi karang dibibir pantainya yang runcing-runcing. Itulah kenapa judul experience nya "Jangan Ada Krakal Diantara Kita. Ya seneng-seneng yang nulislah. Wkwkwk Dicerita Sarangan, habis dari sono trus ke Krakal. Sarangan dan Krakal ini bersebelahan. Berdampingan, tapi katanya cuma temenan :') (APA INI). Sesampainya di Krakal, lagi-lagi pencar. Simbah kakung-putri jalan-jalan menikmati angin dari pantai. Saya dan saudara saya foto-foto dengan jasa foto pantai yang bertebaran ki Krakal. Mereka menawarkan foto dengan harga 10.000-20.000 tergantung ukuran kertas, langsung jadi bawa pulang. Karena pengen kasih kenang-kenangan buat simbah. Yasudah, kita pun berfoto bersama. Kemana bapak ibu saya ? Beliau pada duduk-duduk disalah satu warung temen bapak saya. Ngeteh-ngeteh sambil berbincang-bincang, takut panas kayaknya. Habis foto jeprat-jepret. Kami semua yang tadinya dibibir pantai, merasa panas dan ikut berteduh bersama bapak-ibuk saya. Disana disediakan teh manis, sama cemilan roti. Gratis, ya karena temennya bapak jadi gratis. Untuk Pantai Krakal sendiri, setibanya kalian yang berkunjung kesana. Kalian akan disambut pantai dengan ukuran yang cukup panjang. Berbeda dengan Pantai Sarangan. Krakal sendiri juga terkenal dengan offroad (kepiye lah kui tulisane, motor jengking ning lendutan pokoke mah). Dan Pantai Krakal adalah pantai dengan wisata kuliner yang enak-enak-enak. Saya dulu pernah mencoba kepiting saus tiram disalah satu warung, saya lupa namanya. Dan itu enak parah sih. Wajib dicoba, tapi sayang saya lupa namanya. Nagih, bener-bener nagih. Oke, habis ke Krakal kita cus ke Sundak. Baca yang Sundak juga yah. Byee... Salam sayang pariwisata kawan-kawan. Wassalamualaikum.wr.wb
0 Comments
Assalamualaikum.wr.wb Hallo para pengabdi mantan... Eehh pencari lautan maksutnya, maafkan Astagfirullah keliru saya. Wkwkwk Dicerita Pipit yang judulnya udah kayak mau ngajakin tawur ini. Sebelum Pipit menceritakan pengalaman bersama Sundak. Pipit akan kasih sedikit mitos dan cerita yang beredar di masyarakat tentang asal-usul nama Sundak ini. Singkatnya aja ya, katanya pada zaman dahulu sebelum saya lahir, entah sudah berabad-abad mungkin. Ada seekor asu dan landak yang kejar-kejaran kemudian masuk gua. Nah, katanye nih ye, si landak dimakan sama si asu nya itu. Apa sih asu ? asu means anjing dalam bahasa Indonesia. Sebutan ini sebenarnya kasar bagi sebagian orang. Jadi ya, hati-hati terhadap penggunaan kata asu, khususnya masyarakat Jawa. Oke, kembali ke cerita, asu yang telah memakan si landak ini pun ketahuan oleh sang pemiliknya. Pokoknya singkat ceritanya mah, jadi nama SUNDAK itulah. Sundak berasal dari kata asu dan landak. Oke, kedatangan saya di Sundak sama dengan saat saya bercerita tentang liburan saya bersama kakek-nenek saya. Sundak menjadi tujuan akhir kami. Sundak sendiri memiliki karakteristik pantai yang sama dengan pantai-pantai lain. Hanya saja ketika saya datang ke Sundak saat itu, sudah jauh berbeda saat entah berapa tahun yang lalu, terakhir saya melihat indahnya ombak Sundak. Ketika sampai di Sundak, karena destinasi terakhir saya dan keluarga beserta kakek-nenek alias mbah-mbah saya. Sampai di Sundak kami makan bersama disalah satu warung di Pantai Sundak. Kami memesan ikan laut dan sambel bawang. Kenapa gak pesen nasi ? Hayo kenapa ? Ehm... karena Ibu saya bawa nasi sendiri dari rumah, satu magic com dibawa semua. Kami menikmati sambil meminum teh panas gula batu. Duhduhduh... nulis ini ampe mbayangin betapa manisnya senyummu mas. Eh Astagfirullah, mbayangin manisnya gula batu saat itu maksutnya. Setelah selesai makan, kami pun bergegas mendekati pantai. Dan para adik saya beserta anaknya saudara saya pun langsung menceburkan dirinya ke Pantai. Ketika anak kecil berenang, saya terkenang. Eh enggak, maksutnya ketika anak-anak itu pada berenang saya asyik foto sana-sini. Menuhin memori memang, gakpapa yang penting happy. Lalu kemana simbah-simbah saya ? Beliau pada jalan-jalan dan mainan air entah kemana, Rasanya seneng banget sih ya kalau liburan bareng-bareng. Seru dan ribet semua. Ayo biasakan jalan-jalan bersama keluarga, jangan hanya berdua, kasihan yang gakpunya. EH Oke, segitu dulu perjalanan Pipit si Sundak. Salam sayang pariwisata kawan-kawan. Wassalamualaikum.wr.wb Assalamualaikum.wr.wb Hallo temen-temen. Gimana ? Masih jomblo ? Atau masih belum bisa move on ? Atau baru aja ditinggal nikah ? kok sedih gini ya. Nah, kalau hati lagi gundah gulana. Pas banget dong ajakin hatinya buat liburan. Pengalaman kali ini juga gak pakai tanggal, karena lupa. Ya harap maklum, faktor U.. U apa ? Uuulali ehehe (krikkrikkrik). Oke, dicerita Pipit yang mirip Wirda sedikit ini, bakal kasih cerita tentang indahnya Parang Racuk. Kali ini Pipit ditemenin sama anak asli pantai Virliana Annida, atau bisa dipanggil Nida. Bocah ini juga ada di cerita mistis Drini. Jangan pada bosen denger Nida ya.. Kalau belum baca yang Drini, buruan deh dibaca. Dan kedatangan saya saat itu di Parang Racuk merupakan pengalaman pertama bagi saya pribadi. Saya sebelumnya belum pernah menapakkan kaki di Parang Racuk. Saya dan Nida sampai di Parang Racuk sekitar jam 2 siang. Sesampainya disana kalian akan melebati gerbang semacam pos satpam. Karena ternyata kawasan Parang Racuk ini sedang dalam tahap pembangunan seperti kantor yang dikhususkan meniliti kawasan Geopark Gunung Sewu. Saat masuk dikawasan Parang Racuk kalian bakal nemuin beberapa anjing liar, dan beberapa bangunan unik seperti rumah-rumahan tapi unik. Gimana coba mau gambarinnya. Mending dateng aja makannya. Berjalan cukup jauh, gak begitu juga sih. Ya tidak akan membuat capeklah. Kalian akan menemukan baling-baling bambu..... Doraemon kalik ah. Gakdeng, balin-baling nya semacam untuk tenaga listrik itu loh. Liat gambar dibawah ntar. Nah disana kalian akan takjub, saya kaget sih, karena memang tempatnya kaya diluar negeri gitu. Asyek... Disana juga ada jam matahari. Cara maininnya gimana ? datanglah kalian ke Parang Racuk. Lah trus pantainya dimana ? hayo tebak dimana ? dihatimu ? Gaklah yah, pantainya ada dibawah, terhampar dari ujung timur sampe barat. Wishhh kerenlah pokoknya mah. Apalagi kalau yang lagi galau kesitu, teriak sekenceng-kencengnya yang denger paling ikan doang. Di Parang Racuk, saya sama Nida beh, berjuta-juta fotonya. Karena lokasi dan bangunannya yang emang keren abis. Anginnya ? Beeeehhh sepoi-sepoi. Kalau sama angin malam mah, sehatan angin ini. Pengalaman pertama yang tidak mengecewakan. Dan by the way beberapa minggu kemudian, kalau gak 1 bulan kemudian saya dateng lagi ke Parang Racuk bersama keluarga dan tetangga-tetangga saya. Oke, sekian dulu cerita Pipit kali ini. Kalau penasaran pengen dateng, dateng aja. Jangan buah sampah sembarangan, dan anjingnya jangan digangguin. The last, salam sayang pariwisata kawan-kawan. Wassalamualaikum.wr.wb Assalamualaikum.wr.wb Hallo para beach seeker... Mohon dimaafkan ya, karena Pipit kesupen alias lalen alias lupa, tanggal berapa pas-nya waktu Pipit berkunjung ke Pantai Drini. Nah, disini saya akan menceritakan pengalaman yang cukup membuat saya heran dan terkesan. Memang segala sesuatu, kalau berbau tentang mistis, selalu membuat saya tertarik. Hmm.. mungkin saya bagian dari makhluk astral kali ya. Oke, jadi saat itu saya datang bersama teman saya, dengan inisial Ramadhan Amir Fachrudin dan Virliana Annida Luthfiani (ITU BUKAN INISIAL PIT. TOLONG) jalan-jalan ke Pantai Krakal, awalnya. Kita menikmati hidangan seafood dan ayam goreng di Pantai Krakal. Karena teman saya, Rama sebagai salah satu team rescue di pantai Gunungkidul. Ia bertolak ke Pantai Drini karena pada pagi hari tadi ada kapal nelayan yang tenggelam yang mengakibatkan 3 orang nelayan tenggelam, dan dikabarkan satu orang nelayan masih hilang. Karena penasaran, setelah saya dan Nida puas berfoto-foto ria. Kita pun mengikuti Rama ke Pantai Drini. Sesampainya disana, karena memang ya, pantai-pantai di Gunungkidul itu eksotis. Drini sendiri memiliki pasir putih yang menawan dan deburan ombak yang sangat tampan. Di Pantai Drini, akan terlihat kapal nelayan terparkir dibibir pantai. Rumah-rumah kecil alias gasebo sebagai penghalang teriknya matahari, bikin instragramable bangetlah. Karena kami masih ingin berfoto-foto, kami belum mencoba mencari Rama. Dan duduklah kami dibawah tebing yang sejuk. Tapi, sesejuk-sejuknya tebing. Masih sejuk senyummu kok mas... (EH!) Fokus-fokus, nah singkat cerita, ketika kita lagi enak-enak ngobrol sana-sini. Tiba-tiba ada 2 orang team rescue dan 1 orang kakek-kakek membawa beberapa barang seperti sesaji, kenapa saya tahu sesaji, karena ada bau menyan yang lewat begitu saja. Beliau-beliau ini lalu duduk disebelah saya dan Nida. Sedikit lebih mepet ke tebing. Karena saya penasaran, saya dan Nida mencoba mengamati apa yang hendak dilakukan beliau-beliau ini. Dan ternyata.... 2 team rescue tersebut bertugas melihat sekeliling pantai, dan kakeknya bertugas seperti berdoa dan memohon dengan menghadap ke tebing. Tiba-tiba para team rescue berdatangan semakin banyak dan berpencar kemana-mana. Kami melihat ada yang keatas bukit, dan sebagian ada yang menuju ke pantai dengan perahu. Setelah saya berfikir cukup lama, saya ingat bahwa memang Gunungkidul, terlebih daerah pedesaan dan kawasan pantai, merupakan daerah yang masih sangat kental dengan kebudayaan dan adat yang berbau mistis. Dan hal ini dilakukan mungkin untuk membuat 1 orang nelayan yang masih hilang agar segera ditemukan. Hal seperti ritual ini memang sebenarna sudah tidak asing dilakukan untuk memudahkan pencarian korban, terlebih di pantai selatan. Ya... percaya gak percaya. Tapi hal seperti ini kadang memunculkan fakta yang sedikit mencenangkan. Dan saat kami mencoba menemui Rama, ami bertemu beberapa wartawan yang juga terlihat di pantai mencoba untuk meliput. Ini merupakan kali pertama saya melihat secara langsung hal seperti ini. Gak serem kan ? Iyadong gak serem. Serem mana sama ditinggal mantan kawin duluan ? Ehehehe Oke, segitu dulu cerita-nya. Kalau penasaran cantiknya Pantai Drini datang saja. Disana ada segudang wahana air yang menarik dan pastinya safety kok buat dicoba. Let's join our beach. Inilah Hidden Paradise nya Yogyakarta. Salam sayang pariwisata kawan-kawan! Wassalamualaikum.wr.wb 2 September 2017
Assalamualaikum.wr.wb Para pencari jodoh….. eh bukan, para pencari pantai maksutnya. Ya bahasa kerennya beach seeker sajalah ya, khususnya pantai-pantai cantik di Jogja lantai 2 alias Gunungkidul. Ingat ya, di blog-ku ini aku bakal banyak ngingetin kalian tentang cara penulisan Kabupaten Gunungkidul. GUNUNGKIDUL itu tulisannya disambung ya. Jangan main dipisah-pisah jadi Gunung Kidul, itu salah. Tolonglah, perpisahan itu menyakitkan. Apasih Pit! Beda halnya dengan Kabupaten Kulon Progo yang memang dalam penulisannya dipisah. Banyak sekali yang salah akan hal ini. Yang harusnya gandengan malah dipisah, yang harusnya dipisah eh malah pada digandeng, terlebih digandeng sama oranglain lagi. Hmmm okay, Back to Jurnal Pipit. Disini aku bakal menceritakan seklumit kisah –kasih perjalananku dibeberapa Pantai di Gunungkidul. Ceritanya nih ya, sudah sejak lama banget Bapak dan Ibuku memiliki keinginan untuk membawa orangtua beliau jalan-jalan ke pantai. Tapi belum kesampaian, karena kesibukkan dan lain sebagainya. Akhirnya hal itupun baru terealisasikan pada tanggal 2 September 2017 kemarin, aku bersama bapak-ibuk, adik, kakek-nenek alias simbah, dan sepasang saudaraku beserta anaknya pergi ke beberapa pantai. Nah, disini cerita per pantai yang aku kunjungi akan aku pisah-pisahkan ke beberapa cerita. Ya jadinya satu pantai, satu cerita, biar gak merasa diduain. Di part kali ini aku akan bercerita lebih dulu tentang Pantai Sarangan. Ini bukan Telaga Sarangan ya, kalau Telaga Sarangan ntar Via Vallen sama Nella Kharisma lagi yang keluar (If You Know What I Mean). Pantai Sarangan menjadi tujuan pertama kami. Nah awal mula ceritanye nih, karena sebelumnya simbah saya gak dikabarin dulu, jadi ya waktu jemput simbah, simbah kakung (kakung means laki-laki) saya baru pergi ke ngalas (ngalas means ladang). Kita nunggu sampe sekitar jam 11an dan baru bisa berangkat. Sesampainya disana sekitar jam 12 lebih. Bayangin aja, gimana panasnya di pantai pas matahari lagi terik-teriknya. Ya coba deh, supaya tahu rasanya. By the way , Pantai Sarangan ini terletak di sebelah baratnya Pantai Krakal. Dan sebelah timurnya dari jajaran Pantai Baron dan Pantai Kukup. Ya harap maklum ya, jumlah pantai di Gunungkidul itu ada lebih dari 40. Jadi saya sendiri yang asli Gunungkidul pun tidak hafal semua nama-nama pantai dari ujung timur sampai ujung barat. Dan setiap pantai di Gunungkidul selalu punya ke-khas-an-nya masing-masing. Untuk Pantai Sarangan ini, khasnya adalah ketika kalian melihat disisi timur, kalian akan melihat simbol seperti patung ikan diatas bukit. Ketika saya dan seluruh keluarga saya sampai disana, kami langsung mencari warung untuk berteduh dan sekedar membeli kopi sambil berbincang-bincang ngalor ngidul (kesana-kemari). Seperti layaknya anak-muda, kakek dan nenek saya jalan-jalan berdua mendekati pantai. Apa yang seorang Pipit Alisa lakukan ? Ya saya kalau ketempat wisata yang saya lakukan ya cuma foto-foto. Bukan selfie tapi ya, saya cuma hobi jeprat-jepret sana sini trus habis itu diedit sampe berjam-jam. Karena tujuan pantai yang akan kami kunjungi banyak banget, ceritanya mau nyenengin para mbah-mbah, jadi kunjungan kita ke Pantai Sarangan cuma beberapa menit saja. Ya sekitar 30 menitlah kami disana. Segitu dulu aja kali ya ceritanya. Aku tidak akan menggambarkan seperti apa eloknya dan eksotisnya Pantai Sarangan. Lebih baik datengin aja deh. Cuuusss... Langsung kesana aja buat lebih detailnya. Maaf kalau cerita ini kurang berkesan dihati para pembaca, karena memang yang membuat terkesan adalah orangnya wkwkwkk :) Salam sayang pariwisata kawan-kawan! Wassalamualaikum.wr.wb |
Pipit AlisaFeatureseseorang yang menilai dirinya mirip Wirda Mansur Archives |